Minggu, 05 Maret 2017

CERITA : 'TELLAT'

Seorang teman guru berkata,”aku dikomplin siswa. Katanya, mengapa ibu memperbolehkan si A, yang terlambat masuk kelas. Padalah minggu lalu, ibu tegas tidak mengijinkan siswa tellat masuk kelas. Mengapa sekarang lain?.”
“menurut bapak, salahkah saya ini?.” Tanya dia padaku.
Aku cukup lama tak  menjawab pertanyaannya itu. Karena aku sebenarnya tak mau acuh. Urusan tellat masuk kelas jam pertama atau jam lain tak ada yang risau. Malah, secara berseloroh beberapa sejawat sudah apatis dengan keterlambatan model beginian ini. Tak disini atau disana  sama saja. Ini bukan tindakan indisipliner, yang melanggar aturan, norma, dan menjelekkan martabat bangsa yang patut untuk ditindak tegas.
“pak, gimana. Tidak salah perilaku saya ini, ya?.” Harapnya dengan penuh sungguh – sungguh.
“tidak bu. Sampean ini melebih – lebihkan saja. Coba lihat yang lain. sama sajakan. Mungkin ibu saja yang sensi dengan godaan siswa. Jangan mudah terpancing emosi, lho bu. Biasa aja. Ok. Tidak sedang lambat bulankan. Lagian inikan masih tanggal muda ” Timpal saya sekenanya.
“bapak ini gimana, sih. Aku tanya sungguhan, pak. Malah diginiin. Wah...wah....” dengan sedikit muka merah dia menggeleng – geleng kepala dan beranjak pergi meninggalkanku sendiri yang merasa bersalah ngomen dan benggong menyaksikan reaksinya.

“Menurut anda bagaimana?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar